Tak cukup hanya di dalam hati

“Di jaman yang penuh dengan fitnah ini, membela orang yang benar tidak cukup di dalam hati” -Goenawan Mohammad

Tuesday, February 22, 2011

Puisi untuk SMI

Telah dipercaya aku, diberi kunci pundi-pundi
jangankan isi, debu di kotak pundi tiada akan ku kuasai untuk sendiri
Terlalu banyak sudah dulu pundi ini dirampok, dilempar, diduduki
Darahku terlalu kental untuk dicairkan kesewenangan
Isi kepalaku terlalu padat untuk dipaksa kosongkan
Telah dipercaya aku, diberi kunci pundi-pundi
Maka tak kan selangkahpun aku mundur kalah dan menyerahkannya
karena aku Sri Mulyani Indrawati, tantang aku kalau berani

Bukan cuma penyair yang berani bilang "sekali berarti sudah itu mati"..
SMI juga.
Jauh lebih berharga daripada hidup seribu tahun di lautan lumpur dan pajak leher banyak manusia.


Puisi dibuat oleh Decy C Hasan menjelang Sidang Pansus 13 Januari 2010

Friday, February 18, 2011

Kata sambutan "Peresmian Rumah Integritas dan Deklarasi SMI Keadilan"


Saudara-saudara dan para sahabat, selamat datang di Rumah Integritas. Terimakasih telah meluangkan waktu, menghadiri acara yang “politis”, di hari yang “romantis”. Hari Kasih Sayang.

Saudara-saudara yang budiman.

Kita bergembira karena dapat berkumpul malam ini bersama orang-orang yang mempunyai keinginan kuat untuk membawa negeri kita kearah yang lebih baik.

Di negeri ini, ketika kekalutan politik menutup akal sehat kita, ketika hukum menjadi pasar gelap keadilan, ketika agama berubah menjadi pertengkaran hidup-mati, kita memang memerlukan pikiran-pikiran baru untuk meerawat republik ini agar cita-cita kemerdekaan itu tidak kandas oleh keangkuhan politik elit.

Juga soal ketimpangan sosial, kita sudah merasakan tekannanya teutama bagi orang-orang biasa yang makin bingung dengan keadaan yang kian tidak menentu. Kita yang biasanya acuh tak acuh terhadap keadaan seperti ini, pada akhirnya harus terusik, karena soal ini langsung menyangkut isu keadilan. Banyak orang yang selama ini hanya diam, sekarang kehilangan kesabaran dan ingin menyampaikan pikirannya sendiri. Saya sendiri mengalaminya, khususnya pada saat kasus Bank Century muncul.

Saat itu kita mendengar dan menyaksikan, seseorang yang sangat kokoh memegang kejujuran, etika dan integritas, memiliki rekam jejak yang baik dalam tata-kelola pemerintahan, justeru dihakimi bak kriminal oleh jajaran politisi Dewan Perwakilan Rakyat. Sri Mulyani Indrawati (SMI) yang dalam berbagai kebijakannya menunjukkan ketegasan prosedur, taat aturan dan pro rakyat, telah difitnah dan diperlakukan seperti seorang penjahat. Akal sehat kitalah yang menuntun kita memahami permasalahan dengan jernih, di luar carut marut pemberitaan media dan komentar anggota Pansus DPR, dan akhirnya kita memutuskan menolak perlakuan tidak adil terhadap SMI .

Pada waktu itu banyak orang yang sudah menunjukkan sikap berpihak kepada SMI, tapi masih merupakan kelompok-kelompok kecil yang terpisah. Namun, kemajuan teknologi informasi telah mempersatukan kita semua. Kita berterima kasih karena Facebook, Twitter, Koprol, social media telah mempertemukan orang-orang yang tidak saling mengenal untuk bersatu, mendukung Sri Mulyani Indrawati, perempuan cerdas dan pemberani, berintegritas, untuk menjadi pemimpin di negeri ini.

Setelah melampaui masa-masa persidangan Pansus yang melelahkan dan pemberitaan di media yang sangat dikendalikan secara politik, di saat kita masih terus menggalang dukungan untuk SMI, datanglah berita mengejutkan itu. Beliau memutuskan untuk menerima tawaran yang sudah lama diberikan kepadanya, yaitu menjadi Managing Director di World Bank. Kita kecewa karena harus kehilangan puteri terbaik negeri ini, tapi juga memahami mengapa SMI mengambil keputusan demikian. Penghinaan yang terjadi terhadapnya sudah sangat berlebihan.

Namun, kepergiannya tidak membuat semangat kita pupus untuk memiliki pemimpin yang memiliki integritas dan dedikasi yang tinggi. Pemimpin yang jujur, tegas dan mampu.

Pada hari ini, jerih payah kita mulai membuahkan hasil dengan berdirinya Rumah Integritas, sebuah tempat berkumpul untuk mewujudkan yang Indonesia yang lebih baik. Kita yakin, kita mampu mewujudkan mimpi Republik ini di bawah Pemimpin dan wakil rakyat yang meletakkan kepentingan Bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan kelompoknya. Misi SMI Keadilan adalah untuk melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang berintegritas, yang dapat menepati janji, karena satu kata satu perbuatan.

Keadilan semakin kita dambakan, karena sehari-hari kita mendengar dan membaca berita soal mafia hukum dan pajak, soal ketidakadilan yang dirasakan rakyat kecil. Soal bagaimana hukum dimainkan oleh mereka yang kuasa dan beruang, dan sulitnya orang-orang biasa untuk mencari kepastian hukum. Aparat penegak hukum amat mudah disuap. Sementara yang bersih diancam untuk dilenyapkan, yang korup dilindungi. Kita harus mengubahnya. Adalah misi SMI Keadilan untuk mewujudkan itu. Mengupayakan keadilan untuk rakyat Indonesia.

Kita yang berkumpul di sini, berasal dari latar belakang pendidikan, profesi, sosial, agama dan ekonomi yang berbeda-beda, namun hal itu tidak menjadi halangan bagi kita untuk bekerjasama mewujudkan keadilan. Kita tidak lagi pada tahapan mencari keadilan, tapi kita mengupayakan keadilan bagi mereka yang mencarinya. Untuk itu pemberdayaan partisipasi publik dalam kehidupan berdemokrasi adalah syarat mutlak, dan itulah misi SMI Keadilan.

Banyak hal yang dapat dan akan dilakukan SMI Keadilan agar visi misi tersebut dapat terwujud. Untuk itulah kita semua berkumpul di sini. Kita akan melakukan deklarasi gerakan yang tidak berumur pendek, karena keadilan adalah perjuangan kemanusiaan yang panjang dan melelahkan. Kita harus upayakan agar gerakan ini memiliki kesinambungan, konsistensi dan persistensi dalam menjalankan misinya.

Hadirin sekalian yang saya hormati... Deklarasi SMI Keadilan, walaupun tidak dihadiri Sri Mulyani Indrawati inspirator kita, tetap tidak kehilangan semangat beliau. Saya merasa sangat terhormat dan sekaligus bersemangat bisa berbicara di depan latar seperti ini. Semangat Ibu Sri Mulyani akan selalu bersama dengan kita, dalam mewujudkan keadilan bagi negara tercinta ini.

Saya berterima kasih kepada rekan-rekan yang tergabung dalam SMI Keadilan, juga kepada rekan-rekan KPI-SMI, srimulyani.net yang telah membuat semangat kita tetap menyala hingga hari ini. Juga, kepada Komunitas Salihara yang telah bekerjasama menerbitkan buku tentang “etika politik”, sebagai sumbangan pada perluasan pikiran demokrasi, saya mengucapkan terima kasih. Kepada Pak Arbi Sanit, terima kasih telah bersedia membawakan pidato atau uraian politik malam ini. Bagi kami, Pak Arbi adalah contoh intelektual yang berintegritas.

Dalam lingkup yang lebih luas, saya juga berterimakasih kepada KPK yang berani menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran hukum dalam kasus Bank Century, dan itu berarti tidak ada bukti kriminal yang bisa diajukan untuk mengadili SMI. Bila akal sehat bangsa ini masih bekerja, seharusnya penegasan KPK itu mengakhiri penghinaan pada SM dan memulihkan martabat dan integritasnya.

Akhir kata, sudah lama perjuangan hanya merupakan sebuah retorika yang hampir kehilangan makna. Tetapi sekarang dengan bangga saya akan mengucapkannya kembali sebagai ajakan kepada teman-teman semua untuk berjuang bersama gerakan ini. Camkan dalam hati, kita harus lakukan sesuatu untuk anak-anak kita, bukan untuk orang lain. Memiliki pemimpin yang baik adalah suatu keharusan yang tidak bisa ditawar. Pemimpin yang baik akan memberi jaminan bahwa anak-anak bisa memperoleh pendidikan yang layak, orang-orang sakit bisa mendapat pengobatan yang pantas, kesempatan kerja yang adil, iklim usaha yang kondusif serta kepastian hukum yang berlaku bagi setiap golongan masyarakat.

Ada satu kutipan dari Pak Goenawan Muhammad yang sudah berulang-ulang saya bagikan kepada teman, dan kali ini akan saya ulangi lagi. “Di jaman yang penuh dengan fitnah ini, membela orang yang benar tidak cukup di dalam hati”. Semoga sepotong kalimat tersebut bisa mendorong kita untuk berbuat sesuatu, seberapapun kecilnya untuk mencegah orang yang benar ditelikung oleh orang yang ingin menguasai negara ini dengan cara-cara licik dan kotor.

Sekali lagi, mari kita berjuang , merawat Republik, memastikan Keadilan.

Indonesia yang bermutu, kelak menjadi milik kita!


Salam Integritas!


Susy Rizky

Ketua Panitia

Link Notes di Facebook : Kata sambutan "Peresmian Rumah Integritas dan Deklarasi SMI Keadilan"