
“Di hari-hari penuh fitnah ini, membela yang benar tidak cukup hanya disimpan dalam hati” (Goenawan Mohamad)
Kata-kata tersebut di atas, saya baca di salah satu ilustrasi foto yang dibuat oleh Bong Jun, teman di Group Facebook “Kami Percaya Integritas Sri Mulyani Indrawati” (KPI SMI). Sebaris kata itu sudah cukup menggugah saya agar jangan tidak acuh terhadap gonjang-ganjing politik di negara ini.
Sebagai warga negara biasa, seingat saya, baru satu kali melibatkan diri dalam pergerakan masyarakat, yaitu pada tahun 1998. Itupun saya hanya ikut menyumbang nasi bungkus buat para demonstran, bersama ibu-ibu lain yang juga berasal dari masyarakat awam dan bukan aktivis.
Setelah peristiwa 1998, saya kembali lagi pada kehidupan sehari-hari. Apa pun yang terjadi setelah itu tidak pernah mengganggu pikiran saya, walaupun seringkali merasa tidak puas terhadap peristiwa yang terjadi di tengah pemerintahan yang berkuasa. Namun, semua itu berubah 180 derajat, ketika penyelamatan ekonomi yang dilakukan oleh tim ekonomi pemerintahan SBY – yang dikomandani oleh Ibu Sri Mulyani Indrawati dan Bapak Boediono (SMI-B) – dengan mem-bailout Bank Century pada tahun 2008, didramatisir oleh lawan-lawan politiknya.
Tindakan yang secara jelas telah menyelamatkan ekonomi negeri dari kehancuran, diserang dan diputarbalikkan, seolah-olah SMI-B telah memanfaatkan untuk memperkaya diri sendiri. Padahal kita tahu bahwa dua orang yang diserang dan difitnah itu adalah orang-orang bersih. Reputasi mereka bisa dilihat dari jejak rekam yang mereka buat selama ini.
Hal itu membuat saya gelisah. Semua orang di sekeliling saya pun merasakan kegelisahan dan kejengkelan yang sama. Namun, kegelisahan itu hanya terungkap sebatas pembicaraan ringan sehari-hari di toko saya atau di lingkungan rumah jika ada kegiatan arisan dan semacamnya. Sampai akhirnya saya diundang oleh teman baik saya, Muhamad Rizal Hasibuan, untuk bergabung di grup facebook yang mendukung Sri Mulyani Indrawati.
Saya bergabung di grup yang diketuai Adzanta Bilhaq itu, sekitar bulan Desember 2009, pada waktu anggotanya sudah mencapai 20 ribuan orang. Diskusi yang hidup dan bermutu membuat saya betah berlama-lama membaca postingan dan thread-thread diskusi yang berjumlah seratus lebih.
Semula hanya sekadar percaya kemudian berubah menjadi yakin, setelah menelaah kupasan teman-teman yang ada di grup tersebut. Banyak hal yang mengejutkan dan bertolak belakang dengan info yang kita ikuti di sebagian media, bisa kita dapatkan di sini. Dan saya merasa beruntung, telah menjadi salah satu anggota komunitas besar yang obyektif dalam melihat dan menilai Penyelamatan Ekonomi Negara 2008 yang dilakukan oleh Boediono dan Sri Mulyani Indrawati.
Group KPI SMI menjadi suatu forum terbuka yang bisa diikuti oleh orang yang pro bahkan yang kontra. Kebebasan berpendapat sangat dihargai selama dibarengi oleh data-data dan fakta yang bisa dipertanggungjawabkan. Banyak yang semula tidak paham, kemudian menjadi mengerti, bahwa Penyelamatan Ekonomi 2008 adalah suatu tindakan yang tepat dan bukan untuk kepentingan golongan atau pribadi tertentu.
Masih banyak lagi yang harus kita lakukan untuk menyadarkan masyarakat dari pembodohan-pembodohan sistematis yang telah dilakukan banyak orang untuk menggulingkan pemerintah yang sah, membuat negara chaos, dan membuat masyarakat awam menjadi semakin menderita. Kita tidak boleh diam saja dan hanya menggerutu dalam hati. Lakukan sesuatu, seberapa pun kecilnya, untuk menyuarakan pendapat kita dalam forum yang terbuka.
Rasanya himbauan Goenawan Muhamad tepat sekali untuk diingat, diresapi dan dijalankan saat ini.
No comments:
Post a Comment